KEK-TAA Riwayatmu Kini
Kawasan Ekonomi
Khusus Tanjung Api-Api (KEK-TAA) termasuk dalam masterplan untuk
pengembangan ekonomi Sumsel yang dicanangkan pemerintah daerah. Namun
meski Perppres sudah ditandatangani presiden Joko Widodo, hingga saat
ini pembangunan kawasan industri baru sebatas Kecamatan Tanjung Lago
PALEMBANG,
Untuk melihat secara detil, bagaimana kondisi daerah yang ada di
Tanjung Api-Api (TAA), Radar Palembang, Senin (20/2), mencoba
melakukan penelusuran untuk memberikan gambaran pasti bagaimana
kondisi medan dan situasi terkini di KEK TAA..
Tanjung Api-Api
merupakan nama jalan yang membentang lurus, mulai dari Simpang Asrama
Haji KM 9 hingga Pelabuhan Penyeberangan Penumpang, sebelum Kawasan
Sungsang. Jalan TAA yang panjangnya sekitar 60 Km. Untuk menempuh
jarak tersebut setidaknya dibutuhkan waktu perjalanan minimal 2 jam.
Sebab, jalannya tidak terlalu bagus.
Sebagian memang
sudah mulus diaspal, namun sepagian masih banyak ditemukan jalan yang
berlobang dan rusak parah. Kerusakan cukup aran berada antara
Kecamatan Tanjung Laga hingga ke Banyuasin II sampai keperbetasan
Kecamatan Karanganyar yang panjangnya hampir 15 KM.
Sepanjang jalan
TAA banyak dipenuhi berbagai Perseroan Terbatas (PT) hingga komplek
pergudangan. Setidaknya ada lebih dari 20 perusahaan yang sudah
eksisting. Dominannya memang bergerak di sektor industri kelapa sawit
atau CPO, sebagaian ada yang bergerak di konstruksi, dan ada juga
yang bergerak di sektor gas industri.
Meski KEK TAA
belum rampung karena permasalahan investor. Namun sejatinya di TAA
sudah lebih dulu berdiri berbagai perusahaan. Namun perusahaan ini
dibangun jauh dari lokasi KEK. Kebanyakan perusahaan hanya tersebar
mulai dari Bandara SMB II sampai ke Kecamatan Tanjung Lago. Sementara
terus ke atas mendekati pelabuhan seperti Kecamatan Banyuasin II dan
Kecamatan Karang Anyar, belum terlihat satupun tanda-tanda perusahaan
akan dibangun.
Belum Ada Plang KEK
Jika melihat peta
rencana pembangunan KEK TAA yang berada tidak jauh dari kawasan
pelabuhan, progresnya memang masih nihil. Sebab, sejauh ini di
kawasan tersebut mulai dari Kecamatan Karanganyar, sepanjang jalan
hanya terlihat warga yang bekerja mengelola Kopra, lahan luas
ditanami padi, dan kebun sawit. Pemandangan persawahan dan perkebunan
masyarakat ini terlihat hingga ke pelabuan. Tidak ditemukan satupun
plang nama perusahaan, atau petumjuk akan dibangun Kawasan Ekonomi
Khusus.
Warsono, warga
Tanjung Lago ketiga dibincangi Radar Palembang mengaku, dirinya sudah
lama mengetahui jika TAA akan dibangun Kawasan Ekonomi Khusus. Tentu
sebagai warga, dirinya yang merupakan perangkat pemerintahan desa
mengaku sangat senang. Sebab, semakin banyak pabrik yang dibangun
akan semakin memberikan kemudahan bagi masyarakat di sana mendapatkan
pekerjaan.
“Saat ini
sebetulnya sudah sangat banyak perusahaan yang ada di sini. Namun,
tempatnya memang masih terhimpun disatu kawasan yakni sekitaran
Gasing, belum menyebar sampai ke kawasan pelabuhan, padahan
rencananyakan perusahaan akan dibangun di dekat pelabuhan,”
katanya.
Apa yang dikatakan
oleh Warsono ini memang sesuai dengan fakta. Sebab beberapa
perusahaan yang dikenali Radar Palembang dari papan nama yang
tercantum di badan jalan, mulai dari PT Banyuasin Nusantara
Sejahtera, PT Dock Marine Mandiri, PT Dratama Mulia, PT Sriwijaya
Palm Oil Indonesia, PT Berkat Sawit Sejati, PT Mankota Andalan Sawit,
PT Indofood Sukses Makmur Tbk, PT SBA Agro, PT Inti Beton Sukses
Pratama, PT Mardec Musi Lestari Industri, PT Waskita Beton, PT Buana
Batu Cemerlang
PT S.A.S hingga PT Samator Gas Industri jaraknya tidak berjauhan.
PT S.A.S hingga PT Samator Gas Industri jaraknya tidak berjauhan.
“Sebagusnya
memang menyebar. Sebab TAA ini panjang, semua desa ada penduduknya
yang cukup padat, tentu disetiap desa warganya membutuhkan
pekerjaan,” jelas dia.
Jika melihat
kondisi wilayah, TAA memang sangat prospek untuk menjadi kawasan
ekonomi khusus, infrastruktur sudah mendukung mulai dari jalan utama
yang sudah bagus bahkan ada rencana akan dibangun jalan tol,
pelabuhan hingga gardu induk listrik bertenaga 150 KV sudah eksis,
dan siap untuk mendukung kebutuhan listrik di sana.
Masih Diliputi Rawa
Namun memang,
permasalahan kondisi lahan cukup menyulitkan. Terutama di sekitaran
lokasi yang akan dibangun KEK, lahan yang ada kebanyakan rawa,
sehingga setiap perusahaan yang ingin membangun harus melakukan
penimbuhan terlebih dahulu agar tidak banjir.
“Kami disini
semua rumah masih menggunakan tiang, artinya rumah panggung. Jika
ingin membuat rumah permanen harus menimbun terlebi dahulu, apalagi
jika ada perusahaan yang ingin dibangun disini tentu penimbunan harus
lebih tinggi lagi,” kata Abdi Warga Desa Karanganyar Kecamatan
Karanganyar Banuasin.
Menurutnya, dua
tahun terakhir, sudah banyak konsultan perusahaan yang datang untuk
melihat lokasi, namun mereka sedikit mengeluh soal konstruksi tanah
yang masih labil dan berbentuk rawa. Namun sebagai aparat
pemerintahan desa, dirinya tetap meyakini jika lambat laun KEK itu
akan terlaksana. Sebab gambarannya, di kawasan Gasing sudah banyak
berdiri industri, mereka tentu ingin mengirimkan barang melalui
pelabuhan TAA, pasti untuk perusahaan lain yang akan membuka akan
memilih lokasi di dekat pelabuhan.
“Sejak ada
rancana pemabangunan KEK ini, tidak ada lagi tanah nganggur.
Lahan-lahan yang selam ini tidur, kembali digarap olah masyarakat
baik hanya sekedar untuk menanam ubi hingga tanaman padi,” katanya.
(ilham)
Perusahaan Eksisting di TAA
Gardu Induk 150 KV Unit TAA
PT Banyuasin Nusantara Sejahtera
PT Dock Marine Mandiri
PT Dratama Mulia
PT Sriwijaya Palm Oil Indonesia
PT Berkat Sawit Sejati
PT Mankota Andalan Sawit
PT Dock Marine Mandiri
PT Dratama Mulia
PT Sriwijaya Palm Oil Indonesia
PT Berkat Sawit Sejati
PT Mankota Andalan Sawit
PT Indofood Sukses Makmur Tbk
PT SBA Agro
PT Inti Beton Sukses Pratama
PT Mardec Musi Lestari Industri Crumb Rubber
PT SBA Agro
PT Inti Beton Sukses Pratama
PT Mardec Musi Lestari Industri Crumb Rubber
PT Waskita Beton
PT Buana Batu Cemerlang
PT S.A.S
PT Samator Gas Industri
PT Buana Batu Cemerlang
PT S.A.S
PT Samator Gas Industri
Pergudangan Centra Pacific
Pergudangan Tanjung Emas
Sumber : Liputan Radar Palembang
KET : Masih banyak lagi
perusahaan yang belum diketahui nama dan juga ada lebih dari delapan
titik yang masih dalam proses penimbunan untuk dibangun pabrik
industri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar